Friday, September 23, 2011

Monolog manusia bengong


Meraung melolong wahai hati yang murung
Biar lepas segala jadi kosong dan lopong

Biarkan
Biarkan
Biarkan

Aku bengong...

<=::budaqnakal::=>

Hering Huduh

apa gunanya, jika yang lebih dihitung dan diambil kira cuma yang buruk-buruk sahaja?

apa gunanya, jika yang lebih dilihat dan dinilai cuma ketidaksempurnaan?

apa gunanya, jika yang lebih terucap dan terlafaz cuma perihal ketidakpuasan?



sesuatu hubungan

bukankah ianya keseimbangan antara baik dan buruk

indah dan huduh



p.s. : dalam cerita ini, akulah sang hering huduh pemakan hati yang kau katakan telah mati...


<=::budaqnakal::=>

Thursday, September 15, 2011

Epilog Seorang Tua Di Tembok Sebuah kota






ini berlaku Julai yang lalu sewaktu aku ke Penang atas urusan kerja... Usai kerja dihari pertama, ada yang ajak menjamu durian... Sewaktu sedang duduk-duduk menikmati durian aku terlihat kelibat seorang wanita tua berpakaian kusam, Cina barangkali... Perlahan-lahan dia menolak sebuah troli kecil yang sarat dengan botol-botol mineral dan plastik-plastik yang tidak aku pasti isi kandungannya...


dia duduk di satu tembok... dinyalakan rokok... sehembus sahaja asap yang aku lihat... selebihnya dia cuma termenung sambil menongkat dagu merenung kosong ke hadapan, lama...


sesekali mata kecilnya menatap langit yang makin kelam... nyala rokok padam, dinyalakan semula... dan menung kembali... lama...


hati kecil aku tertanya... apa yang si tua itu fikirkan dalam menungnya? Siapakah dia? Pengemis? Orang gila? atau cuma seorang tua?


seorang tua di tembok sebuah kota

sebelah tangan menongkat dagu

dan dimulut rokok kretek yang padam


wajahnya ada sayu

sarat terkendong sejak dulu

dadanya sarat rindu

lama terusung bersama waktu


mungkinkah dia menyoal diri

dan bertanya hati

"mana anak-anakku?"


<=::budaqnakal::=>

Wednesday, September 14, 2011

Semalam...

Semalam sewaktu menanti kehadiran VVIP ke majlis Hari Raya jabatan... dari kejauhan aku terlihat figura-figura manusia yang aku kenal... dikalangan figura-figura itu, ada seorang yang amat aku kenali... Reen... hatiku melonjak kegembiraan... aku lambaikan tangan, dia juga begitu... aku perhatikan dia hingga susuk tubuhnya hilang dari pandangan mata...



Dalam kesibukan menunggu dan memerhati kehadiran para tetamu... mataku meliar mencari dimana sahabatku itu duduk... namun tidak kelihatan... ah! lupa pakai cermin mata... kesal...



usai ucapan dan hal-hal penting sebelum ke acara makan-makan... khemah tetamu aku lintasi... aku terlihatkan dia... dari belakang bahunya kusentuh... kami bersalam... berpeluk dan berlaga pipi... ada sayu yang mengalir... itu Reen, sahabat yang pernah tertawa dan menangis bersama... walau selalunya dia yang akan menangis beria sedangkan yang melalui episod sedih itu adalah aku... aku tidak mampu memandang wajahnya... gusar jika airmata mengalir... seketika kami berbicara...



aku berlalu meninggalkan dia kerana masih punya urusan yang belum selesai... dalam hati ada sayu... ada rindu yang terkendong bersama waktu... momen-momen indah satu persatu babaknya terimbas diingatan...



terkadang... ke mana jua aku melangkah... sejauh mana aku mengarah... momen indah antaraku dan sahabat-sahabat lama tetap kekal dan segar... Demi Tuhan, aku rindu kalian...



<=::budaqnakal::=>

Friday, September 09, 2011

Kau sempurna

bila sendiri

kamu senantiasa disisi

menemani ruang-ruang sunyi

mengisi rongga-ronga sepi



tubuhmu

terasa asyik untuk kusentuh

nikmat mengucupimu

berikanku bahagia

keenakkanmu

mengilhamkan rasa



kamu adalah segala-galanya

yang berikan bahagia

juga derita


kamu sempurna...












<=::budaqnakal::=>

Wednesday, September 07, 2011

NOKTAH

Apabila kalian menatap apa yang tertulis di dalam ini, ikuti setiap bait kata hingga ke noktahnya...


Noktah itu cuma satu tanda... bukan penamat segala.


<=::budaqnakal::=>